Sebuah Kisah Perjalanan “Jogja Istimewa”

Jogja Istimewa

KSJY. Sleman.Ulun handak bakisah sadikit sakadar babagi pangalaman mudahan sampian berataan marasa tarhibur, walau pun uln lain palawak yang bisa mahibur bubuhan pian nang kaya sule cs… (OVJ) nang bisa mahibur kita sampai katawa bahkan tapingkal-pingkal maharit kamih. Haaaaaa (salam kanal haja dari ulun Rhiea di Banjarmasin) tulisan dalam bahasa Banjar.

22.19 WITA (Banjarmasin, 29 Agustus 2012)*

3 bulan waktu yang cukup lama bagi seorang pengangguran seperti saya untuk merasakan perjalanan di kota yang katanya kota Istimewa, berhati nyaman, hayooo tau tidak apa ???? heeee ( Yogyakarta) …

Waktu yang saya perlukan untuk menyelesaikan penulisan ini hingga selesai juga cukup lama, selain itu saya juga perlu waktu yang panjang untuk mengambil keputusan harus menulis cerita ini, (sebagai pemula dalam menulis cerita harap maklum J ). Berbagi pengalaman bersama pembaca membuat saya semangat walau hasilya menurut saya sangat memuaskan dan spektakuler  ( kata mama dirumah yang jadi pendengar pertama ceritaku sambil beliau bikin sambal acan = sambal terasi ) haaaaaaa… J

*Yogyakarta Akhir mei 2011…

Lari dari rumah, bawa baju seadanya, tidak tau arah tujuan tanpa teman dan uang di saku, mencari jati diri, ingin berkelana seorang diri, putus cinta atau bahkan lari dari masalah, L…           haaaaa  (kaya cerita sinetron saja) tapi saya tidak begitu, wkwkwkwkwkkw….

Liburan panjang ini dimulai setelah saya merasa bosan dengan rutinitas di tempat saya tinggal (Banjarmasin-Kalimantan Selatan). Liburan sebelumnya di tempat lain yang saya lakukan tidak pernah terpikir untuk meungkapkanya dalam bentuk tulisan, tetapi karena motifasi kenalan saya di Jogja (Bang Budi BordeZ) hingga akhirya muncul lah cerita ini, J

“Semrawut” itu yang awal terlontar dimulut saya saat datang ke kota Jogja setelah melihat arus lalu lintas disana, rasa ketakutan dijalan raya juga ada karena pengguna jalan disini membawa motor sangat laju… (teryata iklan Komeng pas untuk kota Jogja saat melaju dijalan raya ayam-ayam pada terbang, haaaaa)

*1 bulan pertama di kota Jogja

Saya lebih banyak tinggal dikos yang dekat dengan kampus kaka saya FK UGM… rutinitas setiap hari disana tidak jauh dari perpustakaan, keliling UGM sambil Olah Raga tiap hari keliling Grahasaba pakai sepeda gratis yang disediakan UGM untuk Mahasiswa dan umum (di Banjarmasin masih belum ada penerapahn seperti ini untuk kawasan kampusya, tapi……  kalau dicoba bagus juga hidup sehat tanpa asap pabrik… wkwkkwkw)

*2 bulan di Kota Jogja,

Saya mulai berpikir  harus mencari kawan untuk mehibur diri, tanpa kawan sunyi dan kurang lengkap untuk menikmati kota istimewa berhati nyaman ini. Pertama kali mendengar kan lagu yang judul Yogyakarta berhati nyaman saya langsung suka bahkan membuat saya ingin tahu lebih banyak tentang Jogja

(lagu : Yogyakarta berhati nyaman katax lagu ini diciptakan pengamen jalanan tapi kebenaranya ntahlah J saya hanya sebagai penikmat ).

Sebagai orang pendatang, saya melihat kota Jogja bukan hanya kental budaya tetapi juga  disini kental para pengamen dan anak jalanan, keadaan seperti ini membuat saya miris bahkan harus merasa bersyukur dengan kondisi saya sekarang ini. (Thank’s To ALLAH )

Kalau saya ikut membahas budaya Jogja tidak ada habisnya, lagi pula teman-teman semua mungkin jauh lebih berpengalaman bahkan paham dibandingkan saya yang baru mengenal kota Jogja, tetapi dengan semua keindahan dan kelebihan kota Jogja teryata dibalik itu semua harus ada pembenahan oleh semua pihak terlebih penataan gepeng yang terkadang mereka harus tidur di emperen depan toko-toko…. (tanpa niat menggerutui apalagi pengajuan protes pendapat ini hanya sebagai luapan isi hati )

Malioboro… salah satu ikon kota Jogja, tidak luput dari jadwal perjalanan saya selama di sana. Bahkan saya kesana hampir tiap minggu bukan ingin berbelanja tetapi saya hanya datang untuk menikmati alunan irama music yang dibawakan pengamen khas Jogja, tanpa seorang teman pun saya tetap nekat kesana untuk menikmati irama itu. Bukan kata bosan yang ada tetapi justru telingan ini ketagihan untuk mendengarkanya. ( yang pernah datang ke Jogja rugi kalau belum pernah mendengarka)… xixxiixixixix…

Kesederhanaan itulah kata-kata lain yang ada di benak saya untuk kota Jogja, yang membuat saya betah lebih lama lagi tinggal disana. Kesederhanaan itu terlihat pada orang-orang yang tinggal disana, (sambil memandang keseberang jalan ..) Seorang ibu rumah tangga dengan penuh kasih sayang dan perhatian dia mengantar anakya sekolah, tetapi siapa yang menyangka teryata ibu tersebut seorang Propesor dan Guru Besar di salah satu perguruan Tinggi di Kota Jogja. Itulah salah satu contoh kesederhanaan yang saya temukan di kota Jogja, apakah itu suatu keperibadian seseorang atau istemewanya kota Yogyakarta saya pun tidak mengerti… ?????

3 bulan selama di Jogja,

Banyak orang yang saya temui, saya kenal, bahkan yang mau berteman dengan saya, karena kalian semua perjalanan saya di Kota ini jadi lebih bergairah J. Teman pertama di kota Jogja “Singgih salah satu menginspirasikan saya tentang arti ikatan Orang tua dan anak, dia juga sebagai pendatang di kota Jogja karena aslinya berasal dari kota Medan.

( walau pun kepribadianya cuek dan coooools… banget, tapi dia membuat saya terpesona mirip fans lama waktu masih SMA, ciah ciah ciah curhat.com jadiya, haaaaaa jadi malu)

Yang membuat saya berkesan lainnya yaitu kenal dengan Om Don Hasman, saya tidak tau siapa beliau laki-laki tua berumur sekitar 70 tahun (sambil menduga-duga???? ) tetapi beliau masih kuat untuk melakukan perjalanan jauh seorang diri ( beliau memang seorang petualang legendaris penuh dengan pengalaman hidup ). Pertama kali melihat saya sudah menduga orang ini bukan orang sembarangan. Om Don Hasman banyak berbagi cerita dan dari beliau saya tau  kalau seorang petualang tidak akan mengenal usia, karena alam akan selalu menjadi inspirasi semua umur yang ingin menikmatiya. Bahkan beliau selalu berbagi pengalaman yang menjadikan saya lebih termotifasi menjali hidup, Thank’s To Allah sudah mempertemukan saya dengan salah seorang tokoh besar melegenda di Indonesia

Awal pertemuan kami dibilang unik juga bisa  tetapi dibilang suatu kebetulan juga bisa hahahahhaha…. berbulan-bulan di Jogja baru pertama kali dan menjelang kepulangan saya ke habitat (Banjarmasin) saya main ke salah satu tempat PA di UGM padahal tempatya dari kos dekat, tetapi saat itulah jam langkah saya tepat karena saat itu juga saya bertemu dan kenal dengan Om Don Hasman, mungkin semua ini sudah menjadi garis perjalanan saya.

Kenal dengan teman-teman jurnalis merupakan kesan yang membanggakan bagi saya, tetapi juga membuat saya harus membuka kenang dulu di masa saya masih ada di lingkungan itu. Terlebih lagi  harus mempertemukan saya kembali dengan orang yang mirip sekali dengan seseorang yang pernah dekat dengan saya yang hampir menjadikan saya mengubah status di KTP (OHHH may GOOD) , tidak tau siapa namaya, tetapi postur tubuhya, gaya bicara, rambut gondrongya, tingkah lakuya bahkan pekerjaanya wawwww… (Indonesia teryata begitu sempit)  lhooo lhooo lhooo jadi curhat, tetapi bukan dengan mengurangi rasa hormat atas siapa pun anda,,, dari Om Don Hasman saya mengenal semua teman-teman jurnalis, terima kasih.

Semua tempat yang saya kunjungi selama di Jogja beragam dan berkesan diantaranya Kawasan Keraton, Taman Sari, Taman Pintar, Malioboro, Pasar Bring Harjo, Taman Pelangi,  beberapa tempat obyek wisata di Kaliurang, Pantai Depok, Pantai Parang Tritis, Alun-Alun, berbagai Angkringan dan lain-lain.

Tetapi tidak kalah berkesanya saat buka puasa di bulan Ramadhan bersama Om Don Hasman, Mapagama dan teman-teman Jurnalis. Hari itu spesial kos saya menjadi tempat kumpul sambil menikmati sup Banjar buatan saya dan kaka saya. Soto atau Sup Banjar merupakan salah satu ciri khas makanan  daerah kami Banjarmasin. Om Don pernah bilang sudah lama tidak makan Soto Banjar dan ingin sekali makan Soto Banjar maka muncul lah ide untuk masak sup Banjar sebagai jamuan yang tepat untuk menggugah lidah. Semoga dilain kesempatan bisa kumpul dan saling berbagi bersama lagi di kota Banjarmasin…

Om Don Hasman salah satu petualang Indonesia yang legendaris, perjalananya sudah keliling Indonesia sampai kepelosok bahkan mancanegara. ( Wawwwww…. luar biasa )… . Melihat hasil Dokumentasi dan mendengarkan cerita beliau menjadikan saya lebih terinspirasi kalau hidup kita akan lebih berguna jika kita menikmatinya dengan rasa syukur dan saling berbagi, terima kasih atas kesediaan beliau memberikan hasil dokumentasiya sebagai pembelajaran bagi saya.  ( ada  PR besar untuk saya dan kebanggaan seandainya teman-teman bisa datang ke kota saya Banjarmasin – Kota Seribu Sungai ) mudah-mudahan… Amin….

Teman saya lainnya yang menemani selama di Jogja, mengisi waktu dengan jalan-jalan atau foto-foto setiap rutinitas yang saya lakukan menjadikan saya memaknai arti hidup di usia ke 27 tahun ini. Tanpa kalian mungkin kurang berkesan Jogja untuk dinikmati. Thank’s to Yessi, Danang, Ajiji, Bang Yoga, Vebrie, Gunawan, Bontang, Bekti, Jul, Adi, Fahmi, Cipir, Samid, Sony, Burjo, Fahmi, Ncus, Riyan, Mas Icang, Mas Tono, Mas Adi, Fikri, Diyah, Hajar, Pa Indra dan lain-lain.

Sudah haja kisah ulun yang singkat ngini, cukup sampai disini haja sakiraya bubuhan sampiyan barataan sanang membacanya, napa bila ada salah dari ulun kapada sampiyan barataan atawa ada kasalahan dalam penulisan kisan ngini uln minta maaf banar, tarima kasih J Wassalam.

Catatan :

  • Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, maaf apabila ada nama yang tidak disebut dalam penulisan ini,
  • Diawal dan akhir paragraf sengaja saya tulis dalam bahasa Banjar hanya untuk mensosialisasikan budaya bahasa Banjar, inti tulisan itu hanya penyampaian pembukaan cerita sedangkan akhir paragrap hanya penutup cerita dan ucapan terima kasih,
  • Setiap akhir paragrap tulisan, saya selalu memberikan senyuman, hal ini saya lakukan hanya ingin memberikan latihan senam mulut agar pembaca selalu merasa ceria saat pembaca tulisan ini  ( yang jarang senyum harus ingat senyum adalah ibadah, kwkwkwwk J )
  • Gambar dokumentasi lainya selama di Yogyakarta.
  1. Tugu Jogja menjadi kunjungan pertama saat datang ke kota istimewa

  1. Merapi ( acara ritual Keraton saat di rumah Alm.mbah Marijan )

  1. Acara Pimnas saat di UMY

  1. Liburan bersama teman-teman Mapagama

  1. Kawasan Keraton dan sekitarnya

  1. Alun-alun

Oleh :

Fitriana Fitri (fitriayuma@gmail.com)

TULIS KOMENTAR ANDA DISINI ....